Hari itu aku bangun pagi sekali. Telah kudengar suara kokok ayam dan kicauan burung yang indah. Kulihat kalender  disamping tempat

tidurku, alangkah bahagianya aku saat melihat hari itu adalah tahun baru hijriah. Aku segera bangkit dari tempat tidurku dan mengambir air wudhu untuk shalat subuh dimesjid. Saat aku berjalan ke masjid dekat rumah aku, aku melihat sekumpulan manusia layaknya lautan berbondong-bondong pergi ke masjid. Masjid dipenuhi lautan manusia. tidak seperti biasanya.

        Selesai shalat subuh, aku langsung pulang ke rumah. Kulihat matahari yang sudah keluar dari tempat persembunyiannya di ufuk timur. Udara pagi itu juga terasa sejuk. Seolah-olah matahari sedang tersenyum melihat sesuatu yang telah lama tidak kembali (tahun baru hijriah). Sesampainya dirumah, aku langsung menyantap sarapanku lalu mengambil sepedaku. Aku ingin bersepeda mengelilingi kota. Aku mulai mengayuh sepedaku. Lalu, aku bertemu dengan seseorang yang baru saja pulang dari masjid,  dia juga masih memakai pakaian sholat dengan perlengkapannya. Aku mengucapkan salam kepadanya. Dia pun menjawab salamku. Dia menolehkan wajahnya kepadaku dengan wajah yang dihiasi senyuman, senyuman yang memberikan kehangatan bagi siapapun yang melihatnya. Aku berpamitan kepadanya, dan melanjutkan perjalananku.

       Sekarang aku sudah keluar dari perumahanku, dan mulai memasuki jalan raya. Sepanjang perjalanan, aku selalu mendengar suara dzikir yang saling bersahutan antarmasjid, suara pujian kepada allah yang maha mulia, yang telah menciptakan bulan muharram yang penuh barokah. Tak terasa sinar matahari sudah mulai membakar kulit. Aku berteduh di sebuah pohon rimbun disuatu halaman yang luas di pusat kota. Disitu aku melihat peristiwa yang penuh hikmah.  Yang membuat terkagum-kagum bagi setiap mata yang terlihat. Tidak sedikit orang yang memperlakukan orang miskin layaknya saudaranya. Saat itu, orang-orang tidak melihat ada atau tidaknya orangtua, banyak atau sedikit hartanya,. Dalam hati mereka berkata, “ mereka adalah saudara kami, mereka sama-sama muslim seperti kami”. Tak terasa, air mata harus mengalir dari mataku melihat peristiwa tersebut. Lalu aku mengambil sepedaku dan pulang kerumah. Itulah hari terbaik sepanjang hidupku, hari itulah yang kunanti-nanti selama hidupku.

×

 

Assalamualaikum

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Kami Siap Membantu